Sabtu, 01 Februari 2014

PAMUNGKAS JIWO PANENTREM

Cinta berawal dari kehilangan
Bukan sekedar  ucapan ‘selamat datang’ tanpa perjuangan
Begitulah pengalaman para pahlawan mengajarkan

Jangan bikin dunia menjadi mungil  hanya karena jerit
Jangan pernah terfikir Tuhan itu pelit...
Banyak manusia melihatnya dari dunianya yang sempit
Tunggulah barang sejenak laiknya burung pipit dimasa sulit
Menjumput parit sedikit demi sedikit, lalu berbukit


Jangan bikin dunia gaduh dengan mengaduh...
Percuma saja kau keluar peluh
Bila tak henti terus mengeluh...

Disaat puncaknya kering kemarau
Ketahuilah,  musim penghujan segera datang penghilang galau
Penghapus paceklik dimasa lampau...

Berikan kesempatan Tuhan untuk merampungkan cerita tersisa
Sembari beredarlah hingga keujung dunia bersama pencari cinta,
Lalu temukan pesona...
Jangan kira, dia tidak sembunyi dibawah ketiakmu yang mengnganga...
Disitulah kenapa Tuhan memproklamirkan: ‘Dilarang berputus asa...!’

Disanalah dia bersemayam
Mencari pamungkas jiwa penentram...
Jemput dia! Jangan biarkan terdiam terajam!

Tidaklah pernah berlaku hukum keterlambatan
Semua akan tepat pada hari yang dijanjikan
Akan segera datang sepucuk surat cinta dari Tuhan
Yang mengabarkan tentang berita riang kejutan
Perpaduan yang terselamatkan, ter-rahmatkan...

Kelak, Ridwan akan menyambut penuh sopan digerbang Rayyan:
“Selamat berlebaran sepanjang zaman,
Wahai para betina dan pejantan yang lulus ujian dengan nilai memuaskan...”


(mhn maaf atas smua khilaf, smoga tulisan ini bs menyambung tali silaturrahmi qt yng belm sempat bersua).Smoga qt mnjadi lbh baik.amiin
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 02.13

0 komentar:

Posting Komentar