Kamis, 30 Januari 2014

SECARIK TULISAN TENTANG MUHAMMAD

Tidaklah ia tertidur kecuali nyaman dalam dekapan kami,  sehingga mengantarkannya dalam dunia mimpinya menjadi para pecinta Qur’an yang kelak akan terjadi.

Tidak pernah aku dapati dalam ia menggigau kecuali lantunan sepenggal rapalan Al-quran yang terpatah-patah.
Tidaklah hari-harinya terlewati kecuali dengan keakrabannya bersama Al-quran.

Tidaklah keberangkatan anakku sekolah, tanpa  kami balas kecupannya kepada punggung tangan kami yang meninggalkan bekas ludah basahnya, dengan kecupan penuh kasih sayang pada kening dan kedua pipinya.

Tidaklah ia membawa bekal makanan sekolah kecuali 3 potong roti . 1 untuknya, dan 2 sisanya untuk teman yang kebetulan saat ia makan sedang berada disampingnya
.

( Pernah suatu saat ibunya  mencoba membekali dengan satu potong roti, istriku mengawasinya sewaktu istirahat dari balik pagar sekolah. Ia berikan separuh untuk teman kanannya, separuh sisanya untuk teman samping kirinya, sambil tersenyum putraku meninggalkan mereka dengan tanpa ada sesal. Sejak itu, ibunya selalu membekali dengan 3 potong roti).
Tidaklah ia bertutur kepadaku, istriku serta  orang sekitarnya kecuali dengan kata-kata yang santun.
Tidaklah pernah aku dengar tangis sahabatnya serta keluhan orang tuanya, tentang kenakalan yang disebabkan keusilannya.
Tidaklah ia dipanggil oleh Kakeknya kecuali diawali kata:’ustadz’, entah, menurutnya itu adalah panggilan doa dan harapan,agar kelak ia alim dalam ilmu agama.
Tidaklah ia mau meninggalkan masjid sebelum aku memberinya uang untuk ia masukan dalam kotak shodaqoh. Sambil berucap: “barik lana ya.. rabb..”
Tidaklah terlontar teriakan kecil pengingat, kecuali dikala aku, sang abinya, tidak mensegerakan sholat tatkala adzan sudah berkumandang. “ Abi... sudah adzan...”

Dalam ulang tahunnya yang ke-6 ini, juz amma sudah dalam kuasa hafalnya. Kuberikan kado sebuah alquran asli tulisan tangan karya salah satu Khottot senior negeri ini. Ia terima penuh suka cita, mengalahkan kegembiraannya sewaktu ia meraih predikat juara 1 dalam lomba pidato di sekolahnya, andaikan anda melihat penampilannya, ada rasa ‘Soekarno’ dalam  pidatonya.  
Kepada putraku, MUHAMMAD REVOLUSI DUNIA. Aku berpesan:” Sesuaikan dan persiapkanlah akhlaq dan nyalimu dengan namamu, bergeraklah merubah dunia, secara kebiasaan Muhammad, Sang Nabi Agung!”

Kelak akan aku ceritakan tentang anak-anakku yang lainnya, serta siapa di balik pola pengasuhan ini. Darinyalah semua anakku terlahir. Nanti....
Faiz Wildan, 2019.
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 12.41

0 komentar:

Posting Komentar