Jumat, 31 Januari 2014
KEINDAHAN RABU
Kalau Nabi Muhammad mempunyai hari kesukaan yang menjadikan hari senin adalah hari kesukaan sebab hari kelahirannya. Maka saya juga mempunyai hari favorit, yaitu hari jum’at, selain termaktub sebagai sayyidul ayyam, dihari itulah saya dilahirkan. Sehingga banyak hal yang biasa saya siapkan disetiap kedatangan hari itu, bukan niat untuk mengkultuskan salah satu hari, bukan. Melainkan sebuah hereditas saya untuk melakukan itu.
Kalau boleh hari apa lagi yang saya suka, maka saya akan jawab hari rabu, entahlah suka saja. Walaupun hari ini saya suka, ada beberapa kejadian yang kontra produktif dengan rasa kesukaan itu, bagaimana tidak, dulu sewaktu saya masih duduk dibangku sekolah dasar, dihari rabulah dagu saya harus dihiasi dengan jahitan luka 3 disebabkan kejedot pinggiran lantai depan kantor sekolah. Dihari rabu juga lah, saya mengalami kecelakaan hebat yang menyebabkan tangan kanan saya harus beristirahat total selama 2 bulan lebih.
Tapi apabila ada orang yang bertanya kepada saya tentang masih suka kah anda dengan hari rabu? maka saya jawab, masih. Sangat masih. Saya masih berharap dan berdoa banyak tentang sesuatu yang baik dan ajaib dengan letupan mengejutkan, datang dihari kesukaan saya.
Seperti hari rabu ini, beberapa hal besar terjadi. Di hari rabu inilah, saya memegang secara sempurna buku antologi saya, yang baru saja diterbitkan oleh LEUTIKA PUB. Sebuah buku yang sudah lama dikandung dalam rahim kesunyian, kini ikut hadir meramaikan ISBN dan hasanah pilihan bahan bacaan sehat yang semoga isinya bermanfaat buat pembacanya.
Yang paling mengagumkan terjadi pada rabu ini adalah: untuk pertama kalinya saya melihat dan menimang keponakan pertama saya!Wuih, sensasi yang luar biasa saya rasakan. Tangisnya, senyumnya, gerakannya yang menggemaskan, geliatnya, Subhanallah... Serasa hilang semua penat yang menghujam sepanjang hari ini. Saya yakin, dalam batinnya, gadis mungil belum bernama itu, memanggilku a’mmy dengan sangat fasih.
Sebagai tanda terima kasih saya kepada Allah atas gadis mungil ini, semoga Allah mengizinkan, saya buatkan syair disetiap bulannya hingga sembilan bulan kedepan. Semoga doa dalam tulisan yang akan terlahir, menjadi blue print doa atas ketokohannya dalam berhidmat untuk alam dan isinya. Semoga...
Ditulis oleh: Faiz Wildan
CATATAN GUS WILDAN
Updated at :
02.05
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar