Soekarno?
Ya, Soekarno Presiden pertama RI. Dibulan Juni-lah beliau terlahir, tepatnya 06
juni 1901. Salah satu sosok yang saya benci sekaligus saya kagumi. Benci karena ketidak sepakatan saya atas
mandatnya menumpas tokoh idola saya, Kahar Muzakar. Saya kagumi atas
perjuangannya untuk satu negeri yang rela saya tempati tanahnya untuk ditanami
ari-ariku, Indonesia. Pada bulan Juni pula kita memperingati hari kesaktian
Pancasila. Maka tidaklah heran, bulan Juni di nobatkan Sebagai Bulan Pancasila
dan Bulan Bung Karno.
Tidaklah
sebuah keharusan untuk menampakkan kecintaan secatra ceremonial, tap ingin
sekali saya memberikan penghormatan simbolik kepada bapak Proklamator di bulan
ulang tahunnya, dengan menyelenggarakan beberapa macam acara. Semacam seminar,
sarasehan mengenang Bung Karno, Lomba Pidato ala Soekarno, dll. Guna mengenang
jasa Bung Karno untuk negeri ini dan atas ketokohannya di kancah Internasional.
Disaat acara itu mulai kami rumuskan, Allah berkehendak lain, ada udzur syar’i
yang menimpa saya. Sebuah kecelakaan
yang merubah rencana semula. Pupus sudah rencana besar itu.
Setiap
hari di bulan Juni, saya selalu menancapkan harap ada hal yang bisa dilakukan
sebagai penghormatan kepada tokoh satu ini, namun sampai penghujung bulan
kemarin, semua rencana itu belum terjadi. Yah, semua itu kini tinggal angan dan
wacana belaka. Itulah alasan kenapa saya tidak menulis khusus tentang beliau di
bulan Juni. Saya malu kepada diri sendiri, belum bisa ‘khurmat’ kepada beliau
kok malah sok-sok-an Soekarnois-Marhaenis. Bahkan, hanya sekedar bertemu beliau
dalam mimpipun tidak kesampaian. Soekarnois cap Gaple, saya itu! Semprul!
Diam-diam,
setelah mimpi saya tidak kesampaian selama bulan Juni lalu, saya punya mimpi
lain yang rada aneh juga. Mimpi ketika kelak saya ulang tahun, lalu ada yang
bertanya, “mau di kado apa di hari Ulang tahunmu?” Saya akan jawab: “ Berikan
aku hadiah semangat Sang Soekarno! Keberanian sahabat Hamzah, dan Keteguhan
Sang Kahar Muzakar, dan tentu Kesetiaan Sang Muhammad!”
Andai
tidak dapat mengabulkan hadiah itu, maka cukuplah, doakan saja dengan ikhlas
yang nulis note ini.agar waras pola pikirnya....amiin.
0 komentar:
Posting Komentar