Jumat, 31 Januari 2014

Gadis Mungill Tak Bernama


Selamat datang wahai gadis mungil yang belum genap sehari menghirup dunia
Rasakan setiap kegembiraan yang ada pada masing-masing pemasung rindu
Buatlah mereka terkejut dengan kibasan-kibasan gerakan polosmu
Tangismu hari ini, adalah memanggil semua ruh pemancang jiwa juang sepanjang hidupmu nanti
Nyenyaklah dalam timangan pasca tangismu....
Kembali hiruplah hawa keIlahian...

Wahai gadis mungil tak bernama
Pesonakan alam dengan santunmu...
Mulyakan bundamu yang dengan bangga melahirkanmu dengan robekan dan darah mengalir
Patuhi buyamu yang dengan suara lirihnya melantunkan adzan petunjuk kehidupan
Jangan pernah menjadi perempuan biasa, menjadilah luar biasa...
Tidak mudah menjadi tangguh, jangan pernah mengeluh...
Terlaju  garis darah pejuang dalam dirimu, hempaskan dari warna semu
Wahai gadis mungil, jangan berkecil, kami bersamamu...
Di Hari Kelahiran, Selasa 27 September 2011
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 01.50

TERIMA KASIH (9 NOV 2011)


Terima kasih Gusti, atas kedatangan-Mu yang tak pernah terlambat
Terima kasih ruh, jiwa, serta raga, yang setia menyatu dengan nafas ketauhidan
Terima kasih keluarga, atas semua pelukan
Terima kasih sahabat, atas eratnya elok jabat tangan
Terima kasih alam, atas empat warna pengiring dan nikmat setiap musim
Terima kasih bidadari, yang rela menungguku di bibir suarga
Terima kasih keindahan, denganmu aku beserta dalam setiap keburukan
Terima kasih syukur, bersamamu lah aku menikmati helai pentakdiran
Terima kasih bahagia, setiamu berdua denganku, adalah kekuatan  disetiap aral
Terima kasih senyum
Terimakasih bijak
Terimakasih kedewasaan
Terima kasih iman
Terimakasih berkah
Terima kasih damai
Terima kasih tentram
Terima kasih penyanding sabar, ngalah, nriman, loman
Karena bersama kalianlah aku ingin tetap menikmati sisa hidup...
Terima kasihku, untuk semua....
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 01.49

KEDATANGAN


Sudah lama aku berdamai dengan cinta
Sudah lama pula aku berdamai dengan senandung
Laiknya perdamaianku dengan hujan
Yang setiap kedatangannya aku endus dengan kecupan
Orang bilang “itu derita”
Aku bilang “itu nikmat tak terkira”
Hari ini ia datang lagi
Dalam bungkus yang berbeda
Seperti biasa, kedatangannya tiba-tiba...
Tanpa rencana!
Tanpa rencana prasangka manungsa
Sangat terencana menurut Penguasa...
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 01.46

SINDEN MABUK


Gamelan sudah mulai ditabuh
Mari melantai bergerak mengikuti aliran
Serasikan tarian dan langgam
Lalu bersiaplah melesat masyuk dalam larut gending
Malam semakin pekat, menambah nikmat berlipat-lipat
Nyai sinden berpolah melenggak lenggok penuh gairah
Menambah semangat para ma’rifat billah yang semakin membuncah!
Lengkingan suara sinden menambah syahdu audiensi bareng Gusti
Oh... tayuban para kera sakti.
Tunggu aku, jangan ditinggal
Butuh segelas tuak menghantar penghangat badan.
(Laa ilaa ha illa anta, Subhaanaka inni kuntu minadzoolimiin...)
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 01.44

SELAMAT MALAM PAGI-PAGI...


Selamat malam pagi-pagi....
Maaf aku masih belum bisa melepaskan romansaku bersama malam...
Bukannya aku lebih mencintai malam dari pada pagi,
Bukan pula aku lebih simpatik kabut dari pada embun,
Sebab di malamlah aku melihat terik mentari
Yang biasa disebut dengan rembulan...
Pada malamlah aku lebih jelas melihat panorama alam
Dimana kebanyakan penglihatan mengeluh rabun gulita
Kebenderangan dalam kegelapan...
Di malamlah aku berjumpa dengan para artis loukh al mahfudz
Yang biasa dikata dengan mimpi sekedar mimpi...
Dalam malam pula aku menjumpai penduduknya mengucapkan secara apa adanya:
“aku cinta padamu, aku cinta padamu, aku cinta padamu!”
Dimana suara itu semakin samar terdengar seiring munculnya rembulan
Yang biasa terucap ”Matahari segera terbit.”
Selamat malam pagi-pagi...
Sudah saatnya untuk tidur
Yang biasa orang sebut,
Selamat pagi...
“Sudah saatnya untuk bangun...”
Oh... eloknya wisata malam....!!!
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 01.42

KADO INDAH UNTUK SESAMA...


Bergembiralah, sebagaimana hari ini pepohonan mengibas-ibaskan daunnya
Tanda keringanganya
Tenanglah, sebagaimana laut melandankan permukaan
Tanda ketentramannya
Ucapkan yang baik, sebagaimana si burung yang berkicau elok membuka hari
Tanda dzikir kepada Pemiliknya
Sambutlah rizkimu tak kenal ampun
Laiknya lalat yang seolah terbang percuma, namun tidak ternyata.
Bergegaslah!
Terdapat takdir didepan menunggu pembuktian...
Buat apa berduka lama?
Ah, membuka  pintu neraka saja...
Biarkan malaikat Malik menganggur! hiasi hidup dengan syukur!
Berikan kado indah untuk sesama, sebisa dan semampunya...
Dengan begitu, engkau akan melambai indah dengan senyum yang terbuka.
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 01.41

JUJUR ITU SATU, CINTA ITU SERIBU= 1


Jujur itu sederhana
Sebagaimana kau menyebutkan angka tepat pada jam,
Kurang berapa, lebih berapa.
“Jujur itu sulit, berbeda dengan menyebutkan pukul berapa!”
“Konsekwensinya besar!”
Begitu sekiranya ucapan terlontar bagi sang alasan
Itulah kenapa harga kejujuran melambung mahal
Karena jujur itu satu
Bukan seribu...
Demikian pula dengan cinta, tapi sedikit berbeda
Katakan dengan sederhana
Lakukan dengan paripurna
Dengan ribuan komitmen untuk menjaganya...
Cinta itu seribu, sejuta, semilyar, bahkan trilyunan
Namun hanya untuk satu...
Untuk Yang Satu.
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 01.39

HUJAN

Hujan,
Saudaraku kini terpaksa berenang tak asyik
Kenapa datangmu  tak lagi bersenandung gemericik?
Kalau bukan kamu yang tak asyik, lalu siapa yang tak asyik?
Atau memang mahluk jenisku yang ‘ber-otak’ terbalik?
Yang mengaku cerdik. Tapi bermazhab picik!
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 01.37

PROKLAMASI PARIPURNA


Boleh dibilang pada pukul 09.59, 17-08-1945 negeri ini belum merdeka
Pun demikian dengan aku, pada detik ini msih boleh kau bilang belum merdeka
Tapi jangan kau sebut beberapa waktu kemudian, karena semua akan menampakkan beda,
Pada saatnya...
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 01.36