Tampilkan postingan dengan label SAHABAT PENA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SAHABAT PENA. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 Februari 2014

Jangan Mengeluh, Gunung Kelud Masih Ada Berkah (Part 4)

Dalam ulasan kami sebelumnya, kalau bisa kami ringkas sebagai berikut:
1.menyuburkan tanah
2. penangkap hujan (hujan olografis)
3. memperluas area pertanian
4. memperbanyak budidaya tanaman
5. barang tambang (mineral) semakin dekat ke permukaan bumi
6. pariwisata dan sanatorium (tempat perawatan orang2 yg sakit paru2 karenaudara yg sejuk)
7. bahan kecantikan.
8. harga jual tinggi dibanding pasir biasa.
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 02.34

Jangan Mengeluh, Gunung Kelud Masih Ada Berkah (Part 3)

Setiap hari kami selalu mengikuti kabar saudara kami yang terkena dampak erupsi Gunung Kelud, di kampung kami, dusun Klandungan Desa landungsari, kecamatan Dau, terdapat 25 orang pengungsi Pujon yang menginap di balai dusun Klandungan. Semoga mereka selalu membaik dalam setiap harinya.
sis lain dari abu vbulkanik, ternyata mengandung fungsi lain yang sangat bermanfaat bagi manusia, mari kita ikuti wajah lain dari abu vulkanik tersebut yang kami saring dari beberapa sumber. Namun sebelumnya, kami ingatkan bahwa tulisan ini sekedar sebagai tambahan informasi kita, bukan sebagai pengganti nasehat atau petunjuk medis.
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 02.28

Senin, 17 Februari 2014

Jangan Mengeluh, Gunung Kelud Masih Ada Berkah (part 2)

Miris, haru rasanya ketika kami melihat kawan2 membantu saudara kita korban erupsi Gunung kelud. Pelbagai macam elemen turun jalan mengumpulkan bantuan dana maupun logistik. Semoga bagi korban, tidaklah diisi dengan keluhan yang berlebihan. Yaqinlah, Tuhan menyediakan menu yang amat istimewa untuk kehidupan anda selanjutnya.
Dalam jangka pendek, abu vulkanik memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan hidup. Namun, dalam jangka panjang, abu vulkanik memiliki manfaat untuk kehidupan manusia, khususnya di bidang pertanian.
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 00.27

Jangan Mengeluh, Gunung Kelud Masih Ada Berkah (Part 1)

13-2-2014,22.49 pm.
meletusnya Gunung kelud apakah sudah terencana sebelumnya sebagai pembawa tanda, ataukah sekedar kebetulan. padahal dalam takdirnya Allah tidaklah pernah dalam rangka "Kebetulan".
mari kita teliti:
Gunung Kelud Meletus
Tanggal 13- 2 (bulan februari).(Alquran surah 13:ayat 2)
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 00.25

Kamis, 13 Februari 2014

KADO BUAT SOEKARNO (Yang Sengaja Terlambat)

Hari ini adalah hari pertama dari bulan juli. Tepat H+1 bulan Juni. Nampak tidak ada yang istimewa di bulan Juni, nampak biasa-biasa saja. Tapi tahukah kita bulan juni adalah bulan spesial bagi negeri ini, khususnya para pengagum Soekarno?

Soekarno? Ya, Soekarno Presiden pertama RI. Dibulan Juni-lah beliau terlahir, tepatnya 06 juni 1901. Salah satu sosok yang saya benci sekaligus saya kagumi.  Benci karena ketidak sepakatan saya atas mandatnya menumpas tokoh idola saya, Kahar Muzakar. Saya kagumi atas perjuangannya untuk satu negeri yang rela saya tempati tanahnya untuk ditanami ari-ariku, Indonesia. Pada bulan Juni pula kita memperingati hari kesaktian Pancasila. Maka tidaklah heran, bulan Juni di nobatkan Sebagai Bulan Pancasila dan Bulan Bung Karno.
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 01.09

Sabtu, 01 Februari 2014

SATU


Tuhan itu satu, tapi ...berakibat tercipta segala
Muhammad itu satu, tapi berakibat rahmat untuk semua..
Soekarno itu satu, tapi berakibat kemerdekaan untuk rakyat indonesia
Aku, itu satu
Kamu, itu satu
Jangan katakan berakibat buruk penyebab negeri  dikutuk...
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 02.14

PAMUNGKAS JIWO PANENTREM

Cinta berawal dari kehilangan
Bukan sekedar  ucapan ‘selamat datang’ tanpa perjuangan
Begitulah pengalaman para pahlawan mengajarkan

Jangan bikin dunia menjadi mungil  hanya karena jerit
Jangan pernah terfikir Tuhan itu pelit...
Banyak manusia melihatnya dari dunianya yang sempit
Tunggulah barang sejenak laiknya burung pipit dimasa sulit
Menjumput parit sedikit demi sedikit, lalu berbukit
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 02.13

JALAN TRABAS


Tersedia setajuk  hadiah untukmu wahai pembuat warna
Pelantun lagu lapisan surga
Pemasang lampion sependar cahaya
Penjaga lapisan zenit penggugah rasa

Rampak indah nian langkahmu ritmis
Melewati suluk jalan trabas para pengais
O... jalan cinta pemuda Qais
Mantab sedap ciptakan tangis manis

Manggis manis sengaja diracik Tuhan
Bukannya mahal  namun pilihan

Satu, dua, tiga! aku berangkat
Mengemban amanah menuju barat
Betul berat tetap berangkat
Benar kata sengsara membawa nikmat...
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 02.12

JARAN BUDEG


Alamku yang surut
Terbilang kaya, tak ada daya
Tersabda adiluhung, namun terpasung...
Negeriku yang tersingkir dari arus tengah
Tetaplah gagah jangan pongah

Ada keabadian yang segera menjemput
Jangan pernah nyalimu ciut
Bunyi gong bumi katulistiwa
Menyayat menghentak buaya dalam tidurnya
Merusak mimpinya bersama dewi drupadi di surga

Harummu ranum khas bau mbak-mbak fatayat
Tapi banyak orang salah menganggapmu penjaga mayat
Hanya bibir suci yang boleh mencium dahi
Janga kau utus kuda tuli untuk urusan begini...(Gerakkan jarimu membentuk segi tak terduga...)
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 02.10

MUKADDIMAH (Salam Pambuko)


Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarrakatuh...!
Kepada...
Yang saya abdi, Gusti  Ilahi Kang Moho Swiji...
Yang saya taati, pemangku amanah pasak bumi negeri para wali
Yang saya ta’dzimi, para manusia tersembunyi  penyimpan lumbung rahasia Gusti
Yang saya Mulyakan, para Waliyulloh pemungut puntung lidi
Yang saya kagumi, para Mahluk terzalimi pemanjing wengi
Yang saya cintai, para pemikir generasi, pengusung Islam Indonesiawi
Yang saya sayangi, Bopo, Biyung, Kakang Kawah, Ade Ari-Ari pemancang nagari
Yang saya gadang-gadang, jamaah penerus martir para pejuang sejati
Yang saya banggakan, para hadirin hadirot Laras Kemuning dalan padang suluk suci...
Amma ba’d...
Sebelum saya lanjutkan, saya akhiri...
Wassalamualaikum... Warohmatullohi... Wabarakatuh!
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 02.09

Jumat, 31 Januari 2014

WAHANA PULAS


Dalam wahana pulasmu, terdapat sepetak lahan
Yang akan sangat sayang bila tak digunakan untuk mimpi indah nan nyaman
Mimpi tentang ketercapaian cita dan ketentraman
Mampirlah kedalam bilik mimpiku pabila berkenan
Akan ku seduhkan teh cinta manis khusus untukmu, pasti  ku buatkan

Malam ini, semua sudah tersedia
Dan selalu tersedia disetiap malamnya
Tinggal menunggu gemerincing gelang kakimu sebagai aba-aba
Pertanda kedatanganmu akan segera tiba
Tak perlu durja, tersedia senyum disetiap penyambutannya...
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 02.08

TAHU PETIS


Bukan bentuk tahu, maupun rasa dari judul diatas yang saya mau tulis dalam coretan ini, karena rasanya-pun tidak ada yang spesial dari tahu petis satu ini, biasa. Namun yang spesial adalah: sosok penjual dari tahu petis keliling satu ini, dengan gerobak becak yang ia modifikasi sedemikian rupa, hingga bisa dialih fungsikan sebagai alat penjemput rizki bagi keberlangsungan kepulan asap dapur keluarganya, dengan menjual tahu-tahu tradisional yang ia kulak dari produsen tahu. Dapat anda bayangkan, betapa tidak banyak labanya, apabila dijual 500 perak /biji, dari harga kulak 400 perak/bijinya.
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 02.07

KEINDAHAN RABU


Kalau Nabi Muhammad mempunyai hari kesukaan yang menjadikan hari senin adalah hari kesukaan sebab hari kelahirannya. Maka saya juga mempunyai hari favorit, yaitu hari jum’at, selain termaktub sebagai sayyidul ayyam, dihari itulah saya dilahirkan. Sehingga banyak hal yang biasa saya siapkan disetiap kedatangan hari itu, bukan niat untuk mengkultuskan salah satu hari, bukan. Melainkan sebuah hereditas saya untuk melakukan itu.
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 02.05

PERSELINGKUHAN MALAM


Maafkan aku pagi,
Sampai saat ini pun aku belum bisa menceraikan malam...
Bukannya senja adalah lebih nendang dari pandang orang
Bukan pula siang lebih bertenaga untuk berkarya
Melainkan aku hanya merasa nyaman bersama elok malam
Dalam malam-lah aku bisa menerima tamu yang sebagian tak diundang pun datang...
Cintaku pada malam, laiknya cinta sang merak pada bulu indahnya
Merekahnya bukan untuk kesombongan
Namun merekahnya adalah keistimewaan...
Kalaupun harus berselingkuh,
Maka ku pilih secangkir kopi dan sarung
Dengan berselingkuh dengannya, aku tak terpisah dengan malam...
Aku, yang sudah terlanjur jatuh cinta...
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 02.04

Sabtu, Buntu-Bantu!


Sudah kita sepakati hari ini bernama Sabtu...
Kenapa pula tidak disepakati penyelesai jalan buntu...
Tidak ada yang buntu dengan saling bantu
Bukannya aku pengkultus Sabtu
Namun belum ada alasan untuk tidak saling bantu, menghadapi Si Gerbang Buntu

Hari ini,
Awali dengan Cinta
Akhiri dengan Cinta
Mulakan bersama Gandrung
Pungkaskan Tanpa murung...

Kereta belum melesat
Semua masih berhak untuk berangkat
Berlarilah, belum terlambat
Tetap semangat!
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 02.03

HUJAN DI WARUNG SATE


Ini adalah hari pertama saya menikmati kembali Si Hujan yang sudah lama kami tak bersua, setelah sekian lama dipisahkan oleh kemarau. Mungkin juga bukan pertama kalinya hujan turun di beberapa daerah lainnya, tapi sekaranglah yang pertama bagi kulit saya untuk disapanya. Baunya yang khas, menghilangkan keluhan saya yang harus tiba-tiba berbelok arah ke warung sate untuk sejenak berteduh dari sapanya. Tidak ada perlengkapan apapun untuk menyambutnya, seperti jas hujan, sandal cadangan pengganti sepatu apabila hujan tiba disaat saya berkendara bersama Muhammad Shogun, sepeda terkasih saya. Sekali lagi, tidak membuat saya keluh atas kedatangannya.  Adeeemm.... rasanya. Disinilah saya mendapatkan adegan indah yang sudah lama tidak saya tonton, seperti petang ini. Dalam warung sate.
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 02.01

CINTA & KEJUTAN


Cinta itu tak terduga,
Lestarikan ketidak terdugaan
Maka akan ada kejutan
Kejutan yang apabila terbahasakan:
Dengan hormat, perkenankan kami memanggilnya Cinta…

Biarkan ia mengalir menuju muara
Lalu pulang ke pertapaan senja…
Benar kata ia tak beraga
Jangan salah, ia bernyawa dan berjiwa
Laiknya nyawa dan jiwa...
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 01.59

KISAH CINTA SAHABAT IV


oleh: Hamba Allah(semoga terahmati)
Izinkan, untuk menulisnya kembali...
Salman Al Farisi memang sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat. Pilihan menurut akal sehat. Dan pilahan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.
Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah.
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 01.58

Musik Hujan Gadis Akhir Zaman


Musik hujan yang ritmis
Melengkapi indahnya kamis gerimis
Sebulan lalu kau terlahir dengan senandung tangis manis
Teruslah manis,  dan tetaplah manis...
Wardah, negeri utara memanggilmu
Widad, eyang membahasakanmu
Silwa, rakyat surga menyapamu...
Tidaklah terkurang sayang meski berbeda sebut,
Sayang kami mengalir lembut

Semakin bertambah kesibukanmu berpolah menggemaskan
Bangunlah! Berteriaklah!
Sambut kembali regukan harum susu ibumu
Jadikan modal energi penggubah negeri
Teruslah berteriak!
Kabarkan kepada semua, engkaulah kelak gadis akhir zaman
Gadis pemangku perjuangan dan simbol kesalihahan....
                                                                                                        Kamis 27 okt 2011
*) Janji Tulisan untuk keponakan disetiap bulannya...
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 01.54

Gadis Mungill Tak Bernama


Selamat datang wahai gadis mungil yang belum genap sehari menghirup dunia
Rasakan setiap kegembiraan yang ada pada masing-masing pemasung rindu
Buatlah mereka terkejut dengan kibasan-kibasan gerakan polosmu
Tangismu hari ini, adalah memanggil semua ruh pemancang jiwa juang sepanjang hidupmu nanti
Nyenyaklah dalam timangan pasca tangismu....
Kembali hiruplah hawa keIlahian...

Wahai gadis mungil tak bernama
Pesonakan alam dengan santunmu...
Mulyakan bundamu yang dengan bangga melahirkanmu dengan robekan dan darah mengalir
Patuhi buyamu yang dengan suara lirihnya melantunkan adzan petunjuk kehidupan
Jangan pernah menjadi perempuan biasa, menjadilah luar biasa...
Tidak mudah menjadi tangguh, jangan pernah mengeluh...
Terlaju  garis darah pejuang dalam dirimu, hempaskan dari warna semu
Wahai gadis mungil, jangan berkecil, kami bersamamu...
Di Hari Kelahiran, Selasa 27 September 2011
Ditulis oleh: Faiz Wildan CATATAN GUS WILDAN Updated at : 01.50